MAKALAH
ATLETIK
“Sejarah dan Bagian-bagian Atletik”
Di susun Oleh :
Cindi Febrianti
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Fakultas
Ilmu Keolahragaan
Universitas
Jambi
Tahun 2014/2015
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan pengerjaan makalah yang berjudul
”Sejarah dan Bagian-bagian Atletik”.
Makalah
ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Atletik Dasar. Pada kesempatan
ini, saya mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Makalah ini saya akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik
dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam penyempurnaan makalah ini.
Semoga
makalah ini dapat memberikan informasi dan peningkatan ilmu pengetahuan serta wawasan tentang atletik beserta cabang-cabangnya.
Jambi,
oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah........................................................................................ 1
2.
Rumusan Masalah.................................................................................................. 1
3.
Tujuan Penulisan Makalah..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
1.
Sejarah Atletik....................................................................................................... 3
2. Cabang-cabang Atletik.......................................................................................... 6
2.1 Lari.................................................................................................................. 6
2.2 Lompat.......................................................................................................... 14
2.3 Loncat............................................................................................................ 20
2.4 Lempar........................................................................................................... 20
2.5 Tolak Peluru................................................................................................... 23
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.......................................................................................................... 24
B.
Saran.................................................................................................................... 24
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah
Kata
atletik berasal dari bahasa Yunani athlon yang berarti “berlomba”. Atletik
merupakan cabang olahraga yan diperlombakan pada Olimpiade Pertama pada 776 SM.
Dalam
Olimpiade, atletik merupakan salah satu olahraga
yang paling banyak menyediakan medali emas. Setiap pemecahan rekor dalam cabang olahraga atletik merupakan
suatu catatan sejarah di setiap olimpiade.
Cabang
atletik adalah ibu jari atau sebagian
besar cabang olahraga, dimana gerakan-gerakan yang ada didalam atletik sebagian
besar ada pada olahraga lainnya. Atletik adalah cabang olahraga yang di
dalamnya terdiri atas nomor lari, lempar, loncat, tolak dan lompat. Nomor lari jarak pendek adalah 100,
200, dan 400 m, sedangkan jarak menengah yang dilombakan adalah 800 m dan 1500
m. Untuk jarak jauh adalah 300, 5000, 10000 m, dan marathon (42,195 km). Sedangkan untuk lempar adalah
lempar cakram, lempar martil, untuk tolak adalah tolak peluru, dan lompat
adalah lompat jauh, lompat tinggi, lompat galah, lompat jangkit.
2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas
timbul beberapa masalah, diantaranya:
1)
Bagaimana sejarah lahirnya atletik?
2)
Bagaimana perkembangan atletik di dunia luar?
3)
Apa saja cabang-cabang atletik itu?
4)
Bagaimana penjelasan dari cabang-cabang atletik?
3. Tujuan Penulisan Makalah
Pada
dasarnya tujuan penulisan makalah ini
terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Atletik Dasar.
Adapun tujuan khusus dari
penyusunan makalah ini adalah :
1.
Memahami sejarah atletik di dunia.
2.
Menjelaskan secara rinci bagian-bagian atletik.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Sejarah Atletik
Atletik berasal
dari bahasa Yunani, yaitu "athlon
atau athlum"
artinya pertandingan, perlombaan, pergulatan, atau perjuangan. Orang yang
melakukannya dinamakan "athleta" (atlet). Kita dapat menjumpai pada
kata "pentahtlon"
yang terdiri dari kata "panta"
berarti lima atau panca athlon berarti lomba. Arti selengkapnya adalah
"panca lomba" atau perlombaan yang terdiri dari lima nomor.
Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan, atletik adalah salah satu cabang olahraga yang
dipertandingkan/diperlombakan yang meliputi nomor jalan, lari, lompat, dan
lempar. Istilah "athletic"
dalam bahasa Inggris dan atletik dalam bahasa Jerman mempunyai pengertian yang
luas meliputi berbagai cabang olahraga yang bersifat perlombaan atau
pertandingan, termasuk renang, bola basket, tenis, sepak bola, senam dan
lain-lain.
Sejarah
atletik dimulai
oleh bangsa Yunani yang pertama kali menyelenggarakan perlombaan atletik. Atletik adalah event
asli dari Olimpiade pertama pada tahun 776 sebelum Masehi
dimana satu-satunya event adalah perlombaan lari atau stade. Hal ini
dapat dibaca dari karya pujangga Yunani Purba bernama Homerus. Pada buku Odysus,
karya Hemerun menerangkan
bahwa petualangan Odysus mengunjungi kepulauan di sebelah selatan Yunani, oleh
kepala suku diadakan upacara penyambutan. Dalam upacara tersebut diadakan
perlombaan yang terdiri dari: lari, lempar cakram, tinju, dan gulat. Pada tahun
776 SM, Yunani mengadakan Olimpiade. Juara pentahlon atau pancalomba dinyatakan
sebagai juara Olimpiade.
Ada beberapa “Games” yang digelar selama era klasik
Eropa :
·
The Pythian Game (dimulai 6 SM) digelar di Argolid
setiap dua tahun sekali.
·
The Isthmian Game (dimulai 523 SM) digelar di Isthmus
dari Corinth setiap dua tahun.
·
The Nemean Games (dimulai pada 515 SM). Diadakan di
Argolid setiap dua tahun sekali.
Pada nomor lari (marathon), nomor
ini merupakan kegiatan berlari yang telah dimulai sejak tahun 490 sebelum
Masehi. Kegiatan ini berawal dari sebuah kota kecil yang bernama Marathon, 40 km dari Athena. Baru pada
tahun 1908, jarak marathon dibakukan menjadi jarak 42,195 km. Sejak itu, cabang
olahraga marathon selalu menjadi puncak sekaligus penutup seluruh rangkaian
olahraga.
Olimpiade modern dilaksanakan atas
prakarsa seorang warga negara Prancis yang bernama Baron Peire Louherbin pada tahun 1896 bertempat di Athena Yunani.
Dalam Olimpiade tersebut nomor atletik merupakan tambang medali yang
diperebutkan. Di abad 19 organisasi
formal
dari event modern
dimulai. Ini termasuk dengan olahraga
reguler dan latihan di rezim sekolahan. Royal Millitary College di Sandhurst mengklaim menggunakan
ini pertamakali pada tahun 1812 dan 1825 tetapi tanpa bukti nyata. Pertemuan
yang paling tua diadakan di Shrewsbury,
Shropshire di 1840 oleh Royal Shrewsbury School Hunt. Ada detail dari seri
pertemuan tersebut yang ditulis 60 tahun kemudian oleh C.T Robinson dimana dia
seorang murid disana pada tahun 1838 sampai 1841. Eeck Military Academy dimana
Woolwich menyelenggarakan sebuah kompetisi yang diorganisir pada tahun 1849,
tetapi seri reguler pertama dari pertemuan digelar di Exeter College, Oxford
dari 1850.
Atletik modern biasanya
diorganisir sekitar lari 400m di trek di hampir semua even yang ada. Acara
lapangan (melompat dan melempar) biasanya memakai tempat di dalam trek. Atletik
termasuk di dalam Olimpiade modern pada tahun 1896 dan membentuk dasar-dasarnya
kemudian. Wanita pertama kali dibolehkan berpartisipasi di trek dan lapangan
dalam event Olimpiade tahun 1928. Sebuah badan pengelola internasional
dibentuk, IAAF
dibentuk tahun 1912. IAAF menyelenggarakan beberapa kejuaraan dunia outdoor
pada tahun 1983.
Ada beberapa
pertandingan regional seperti kejuaraan Eropa, Pan-American Games dan
Commonwealth Games. Sebagai tambahan ada sirkuit Liga Emas professional,
diakumulasi dalam IAAF World Athletics Final dan kejuaraan dalam ruangan
seperti World Indoor Championship. Olahraga tersebut memiliki profil tinggi
selama kejuaraan besar, khususnya Olimpiade, tetapi yang lain kurang populer.
AAU (Amateur
Athletic Union) adalah badan pengelola di Amerika Serikat sampai runtuh dibawah
tekanan profesionalisme pada akhir tahun 1970.
Sebuah badan baru bernama The Athletic Congress (TAC) dibentuk, dan akhirnya
dinamai USA Track and Field (USATF atau USA T&F). Sebuah tambahan,
organisasi dengan struktural yang lebih kecil, Road Runner Club of America
(RRCA) juga ada di USA untuk mempromosikan balap jalanan.
Di masa modern, atlet
sekarang bisa menerima uang dari balapan, mengakhiri sebutan “amatirisme” yang
ada sebelumnya.
Meskipun atletik telah ada dari
sejak lama, tapi organisasi atletik internasional baru terbentuk pada tanggal
17 Juli 1912 pada Olimpiade ke-5 di Stockhom, Swedia dengan nama "International
Amateur Athletic Federation" yang disingkat IAAF. Sejak saat itu,
atletik mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pada tanggal 3 September 1950
di Indonesia berdiri PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).
Di Indonesia atletik dikenal lewat
bangsa Belanda yang selama tiga setengah abad telah menjajah negeri ini. Namun
demikian atletik tiada dikenal secara luas. Yang mendapat kesempatan melakukan
latihan-latihan atletik hanyalah sekolah-sekolah dan kemiliteran saja, itupun
sekedar untuk melengkapi kebutuhan pendidikan jasmani saja. Organisasi atletik
pertama kali didirikan di Indonesia pada Zaman Belanda adalah Nederlands
Indisehe Atletiek Unie yang disingkat NIAU yang dalam bahasa Indonesia berarti
: Perserikatan Atletik Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1917.
Propaganda untuk menyebarkan atletik memang ada tetapi usaha untuk mendirikan
perkumpulan-perkumpulan atletik atau cabang dari NIAU hanya dapat terlaksana
dibeberapa kota besar yang mempunyai sekolah-sekolah lanjutan dan yang ada
tangsi-tangsi militernya, antara lain Jakarta, Bandung, Surabaya,
Yogyakarta,Semarang, Solo, Medan.
Pada zaman itu tiap tahun diadakan
perlombaan/kejuaraan atletik di Jakarta yang penyelenggaraannya bertepatan
dengan penyelenggaraan Pasar Gambir (semacam Jakarta fair sekarang) pada akhir
bulan Agustus atau awal September. Atlet yang menonjol prestasinya pada aman
penjajahan Belanda itu antara lain: Mohammad Noerbambang, pelari 100m yang
konon pernah mencapai 10,8 detik dan Harun Alrasyid pelompat tinggi yang pernah
melewati mistar mencapai 1,80m dan lompat jauhnya mendekati 7,00 m. Pada zaman
pendudukan Jepang selama tiga setengah tahun mulai awal tahun 1942 sampai
Agustus 1945 , keolahragaan pada umumnya mengalami perkembangan. Semua pelajar
mahasiswa melalui siaran radio yang dikenal dengan 22nama Radio Taiso
menyelenggarakan latihan-latihan dari berbagai cabang olahraga,termasuk senam
dan atletik. Atletik mendapat perhatian yang cukup baik.
Hampir setiap menjelang tutup tahun
ajaran diadakan pertandingan-pertandingan olehraga dengan atletik sebagai nomor
utamanya, baik yang berbentuk pertandingan antar kelas, antar sekolah atau
antar kota. Pada tahun 1943 di Solo diselenggarkan perlombaan atletik segitiga
antar pelajar Sekolah Menengah Bandung, Yogya, dan Solo. Pelajar-pelajar dari
Bandung di bawah panji-panji GASEMBA (Gabungan Sekolah Menengah Bandung ) dari
Yogya GASEMMA ( Gabungan Sekolah Menengah Mataram ) dan dari Solo GASEMBO
(Gabungan Sekolah Menengah Solo ). Perlombaan atletik untuk umum juga
sering diadakan. Lari jarak jauh dan lari jarak pendek dengan membawa beban
adalah yang paling sering diperlombakan. Dalam bidang organisasi selama
masa pendudukan Jepang ini juga nampak ada kemajuan. Perhimpunan-perhimpunan
atletik juga bermunculan dibeberapa kota besar, antara lain IKADA ( Ikatan
Atletik Djakarta ),GABA ( Gabungan Atletik Bandung ), IKASO ( Ikatan Atletik
Solo) IPAS ( Ikatan Perhimpunan Atletik Surabaya ) dan lain-lain. Pada tahun
1949 oleh ISI ( Iakatan Sport Indonesia ) diselenggarakan Pekan Olahraga di
lapangan IKADA yang diikuti oleh sejumlah atlet dari seluruh Jawa. Atlet-atlet
yang menonjol pada pendudukan Jepang antara lain : Soetantio, pelari 100m yang
mencapai 11,00 detik. Soetrisno , atlet Pancalomba dan Bram Matulessi, pelempar
Lembing.
2. Cabang-cabang Atletik
Atletik adalah cabang olahraga yang mendasari
dari semua cabang olahgara yang lain, Atletik mempunyai karakteristik gerakan
yang paling dasar yang menjadi kebiasaan kita sehari-hari seperti contoh :
Berjalan, berlari, melompat dan melempar. Gerakan-gerakan tersebut adalah
gerakan alami.
Melihat dari hal diatas jadi
sewajarnya apabila Atletik menjadi Induk dari semua cabang olahraga, karena
dicabang cabang lain sudah mengandung unsur-unsur gerakan pada Atletik.
5 CABANG ATLETIK :
·
Lari
·
Lompat
·
Loncat
·
Lempar,dan
·
Tolak.
2.1
LARI
Macam-macam lari :
·
Jarak pendek
·
Jarak Menengah
·
jarak Jauh.
1)
Lari Jarak Pendek
Lari jarak pendek adalah berlari dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang harus ditempuh, atau sampai jarak
yang telah ditentukan
Lari jarak
pendek terdiri dari lari 100 m, 200 m, 400 m. secara teknis sama. yang
membedakan hanyalah pada penghematan penggunaan tenaga, karena perbedaan jarak
yang harus ditempuh. Makin jauh jarak yang harus ditempuh makin banyak tenaga
yang harus dibutuhkan.
Teknik yang
harus dikuasai oleh pelari cepat (sprint) adalah start atau tolakan, lari
sprint, dan finish. Start lari jarak pendek yaitu start jongkok. Start ini
terbagi menjadi tiga jenis yaitu : start pendek, start menengah, dan start
panjang. Penamaan start tersebut tergantung pada penempatan lutut kaki
belakang. Seorang pelari bebas menentukan jenis start yang akan digunakan dalam
lari jarak pendek.
1) Teknik
Start
a) Start pendek (Bunch Start)
Cara
melakukannya :
·
Langkahkan kaki kanan ke depan dan
tempatkan kaki kiri di belakang. Jari-jari kaki kiri belakang kira-kira segaris
dengan tumit kaki kanan yang berada di depan.
·
Jatuhkan badan ke depan dan letakkan
tangan di belakang garis start. Jari-jari tangan meregang membentuk huruf V
(antara ibu jari dan keempat jari lainnya). Sejajarkan jari tangan dengan garis
start.
·
Sikap kedua lengan lurus, berat
badan bertumpu pada kedua lengan, dan pandangan lurus ke depan.
·
Kemudian angkat panggul ke atas
hingga posisi pantat lebih tinggi dari pundak. Kedua lengan tetap lurus, tetapi
dengan leher yang tetap lemas.
·
Kemudian tolakan lari pada balok
start dengan sekuat-kuatnya, lalu larilah secepat-cepatnya.
b)
Start menengah (Medium Start)
Secara umum start menengah
sama dengan start pendek. Perbedaan keduanya terletak pada penempatan posisi
kaki depan dengan kaki belakang sebagai berikut :
·
Saat badan diturunkan posisi lutut
segaris dengan ujung jari-jari kaki depan.
·
Gerakan selanjutnya sama dengan yang
dilakukan pada start pendek.
c)
Start panjang (Long Start)
Secara umum urutan gerakan, sikap
tangan, dan badan sama dengan start pendek dan start menengah. Perbedaannya
terletak pada penempatan posisi kaki depan dan kaki belakang sebagai berikut :
·
Saat menurunkan badan, letakkan
lutut kaki belakang (kiri) segaris dengan tumit Kaki depan (kanan) atau lebih
mundur lagi.
·
Gerakan selanjutnya sama dengan yang
dilakukan dalam start pendek dan menengah.
2. Teknik Lari
Dalam lari sprint ada tiga teknik
dasar yang harus dikuasai yaitu : gerakan kaki, ayunan lengan, dan posisi badan
saat berlari.
a)
Gerakan kaki
Gerakan kaki dalam lari jarak pendek yaitu melangkah dengan selebar dan
secepat mungkin. Posisi kaki belakang saat menolak dari tanah seakan tertendang
lurus ke depan dengan cepat. Saat bersamaan lutut ditekuk secara wajar agar
paha mudah terayun ke depan. Ketika mendaratkan kaki, yang digunakan adalah
ujung telapak kaki dengan lutut agak ditekuk.
b)
Ayunan lengan
Lengan diayun ke depan atas sebatang hidung. Posisi siku ditekuk lebih
kurang membentuk sudut 90o.
c)
Sikap badan
Saat berlari sikap badan harus rileks condong ke depan dengan kepala
segaris punggung. Pandangan mata lurus ke depan.
3. Teknik Memasuki Garis Finish
Untuk melewati garis finish, biasanya persaingan para pelari cukup ketat.
Oleh karena itu, pelari perlu menguasai teknik memasuki garis finish dengan
tepat. Terdapat beberapa teknik untuk melewati garis finish, yaitu :
a)
Pelari terus berlari secepatnya
tanpa mengurangi kecepatan dan mengubah sikap.
b)
Pelari memasuki garis finish dengan
membusungkan dada ke depan dan kedua tangan ke belakang.
c)
Pelari menjatuhkan salah satu bahu
ke depan atau memiringkan sisi tubuh bagian atas ke depan (dada dan bahu). Yang
perlu diperhatikan yaitu saat memiringkan badan ke depan jangan berlebihan
karena gerakan tersebut dapat mengganggu keseimbangan badan.
2)
Lari Jarak
Menengah
Gerak lari
jarak menengah (800 m- 1500 m) dan sedikit berbeda dengan gerakan lari jarak
pendek .terletak pada cara kaki menapak. Lari jarak menengah, kaki menapak ball
hell-ball, ialah menapakkan pada ujung kaki tumit dan menolak dengan ujung
kaki. Star dikakukan dengan cara berdiri.
Teknik gerakan lari jarak
menengah meliputi :
1.
Posisi kepala dan badan tidak terlalu condong, sikap
badan seperti sikap orang berlari
2.
Sudut lengan antara 100 –110 derajat
3.
Pendaratan pada tumit dan menolak dengan ujung kaki
4.
Ayunkan kedua lengan untuk mengimbangi gerak kaki
5.
Mengayunkan lutut kedepan tidak setinggi pinggul
6.
Pada waktu menggerakkan tungkai bawah dari belakang ke
depan tidak
terlalu tinggi
terlalu tinggi
Teknik lari jarak menengah saat
melewati tikungan adalah :
1.
Usahakan berlari sedekat mungkin dengan garis lintasan
sebelah kiri
2.
Putarkan keduan bahu ke kiri, kepala juga miring ke
kiri
3.
Sudut lengan kanan usahakan lebih besar daripada lengan
kiri
Teknik gerakan memasuki garis
finish dalam lari jarak menengah yaitu :
a.
Cara memasuki garis finish yaitu:
·
Lari terus tanpa mengubah sikap lari
·
Dada maju, kedua tangan lurus ke belakang
·
Salah satu bahu maju ke depan ( dada diputar ke
salah satu sisi )
·
Kepala ditundukkan, kedua tangan di ayun ke belakan
b.
Hal –hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
·
Frekuensi kaki dipercepat, langkah diperlebar
·
Jangan melakukan gerakan melompat pada saat
memasuki garis finish
·
Perhatian di pusatkan pada garis finish
·
Apabila ada pita jangan berusaha meraih dengan
tangan
·
Jangan berhenti mendadak setelah melewati garis
finish
3)
Lari Jarak
Jauh
Lari jarak jauh dilakukan
dalam lintasan stadion jarak 3000m, ke atas, 5000m, 10.000m, sedangkan marathon
dan juga cross-country, harus
dilakukan diluar stadion kecuali star dan finis, secara fisik dan mental
merupakan keharusan bagi pelari jarak jauh. Ayunan lengan dan gerakan kaki
dilakuakan seringan-ringannya. Makin jauh jarak lari yang ditempuh makin rendah
lutut diangkat dan langkah juga makin kecil.
Start pada lari jarak jauh menggunakan start
berdiri. Seseorang atlet yang melakukan kesalahan dalam melakukan start akan
mengalami kerugian waktu. Oleh karena itu konsentrasi dalam melakukan start
harus diperhatikan.
1. Teknik
Dasar Start Teknik start yang biasa digunakan oleh pelari jarak jauh hampir
sama dengan teknik start lari jarak menengah, yaitu start berdiri.
2. Teknik
Dasar Lari Pada lari jarak jauh diupayakan supaya pelari mampu berlari dengan
cepat dan lebih lama. Teknik lari jarak jauh adalah sebagai berikut.
·
Proses kaki menapak tanah dimulai dari
tumit lalu ke ujung kaki.
·
Lutut diangkat tidak terlalu tinggi.
·
Lengan diayunkan dengan santai.
·
Badan dalam keadaan santai dan agak
condong ke depan + 10 – 15 derajat.
·
Bernapas dengan wajar dan disesuaikan
dengan irama langkah kaki
3. Teknik
Melewati Garis Finish. Biasanya sebelum mencapai garis finish, pelari berlari
lebih cepat untuk memperebutkan posisi terdepan. Ketika mencapai garis finish
pelari menjatuhkan salah satu bahu ke depan, membungkukkan badan atau
membusungkan dada
4) Lari Halang Rintang
Lari steeple – chase 3000 m termasuk kedalam lari
jarak jauh dengan melalui rintangan-rintangan.
Rintangan
itu ada dua macam;
1)
Rintangan Gawang
2)
Rintangan Air dengan Gawang didepannya (water jump)
Pelari steeple – chase harus memiliki kecepatan
seperti pelari 1500m, tetapi juga harus memiliki daya tahan seperti pelari 5000
meter, dan harus memiliki kemahiran khusus dalam melewati rintangan-rintangan
tersebut.
Cara untuk
melampaui rintangan gawang yang banyak digunakan adalah :
1)
Seperti lari gawang biasa. Cara seperti lari gawang
biasa banyak digunakan oleh pelari-pelari yang memang memiliki kemahiran dalam
lari gawang dan oleh pelari-pelari yang jangkung yang dengan mudah dapat
melangkahi rintangan gawang. Yang penting adalah setelah pelari melampaui
gawang dapat menjaga keseimbangan sebaik-baiknya untuk melanjutkan larinya.
Sangat dianjurkan agar dapat bertumpu dengan kaki manapun. Cara dengan
menginjakkan kaki di atas gawang digunakan oleh pelari-pelari yang belum mahir
atau belum dapat melakukan cara melangkahi gawang yang baik. Cara ini digunakan
juga pada waktu melampaui rintangan air. Banyak yang menggunakan cara ini
karena persamaannya, sehingga tidak perlu melompati rintangan air, maka setelah
kaki menumpu diatas gawang, tidak perlu menolak dengan kuat melakukan lompatan,
tetapi usahakan agar kaki yang lain secepat mungkin mendarat di tanah untuk
seterusnya melanjutkan lari.
2)
Melampaui gawang dengan menginjakkan sebelah kaki di
atas gawang. Cara melakukannya adalah :
a)
Bertumpu dari titik setengah meter di muka gawang
rintangan air. Lalu melompat ke atas atas depan, setelah kakinya menapak di
atas gawang pada ujung kaki.
b)
Badan harus dibawa ke muka kaki, kaki yang bertumpu
pada gawang menolak sekuatnya, kaki lainnya diayunkan ke depan sejauh-jauhnya,
dan badan masih dalam sikap sedikit condong ke depan, sehingga menjadi gerakan
melompat.
c)
Pada saat melayang, tangan digunakan untuk menjaga
keseimbangan badan dan kaki tumpu melakukan gerakan permulaan untuk persiapan
melangkah waktu kaki ayun mendarat.
d)
Mendarat dengan kaki ayun sejauh mungkin mencapai
ujung bak air, dan sedikit mungkin masuk dalam air. Kaki yang mendarat sedikit
di tekuk, dan badan tetap dalam keadaan sedikit condong ke depan. Kaki lainnya
diangkat untuk melangkah ke depan.
5) Lari Estafet
Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu lomba
lari pada perlombaan atletik
yang dilaksanakan secara bergantian atau beranting. Dalam satu regu lari
sambung terdapat empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan
keempat. Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada
nomor pelari lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari
sebelumnya ke pelari berikutnya.
Nomor
lari estafet yang sering diperlombakan adalah nomor 4 x 100 meter dan nomor 4 x
400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang diperlukan
tetapi pemberian dan penerimaan tongkat di zona atau daerah pergantian serta
penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari.
Perlombaan
lari estafet mengenal dua cara pergantian tongkat, yaitu:
a) Teknik
penerimaan tongkat dengan cara melihat (visual). Pelari yang menerima tongkat
melakukannya dengan berlari sambil menolehkan kepala untuk melihat tongkat yang
diberikan oleh pelari sebelumnya. Penerimaan tongkat dengan cara melihat
biasanya dilakukan pada nomor 4 x 400 meter.
b) Teknik
penerimaan tongkat dengan cara tidak melihat (non visual). Pelari yang menerima
tongkat melakukannya dengan berlari tanpa melihat tongkat yang akan
diterimanya. Cara penerimaan tongkat tanpa melihat biasanya digunakan dalam
lari estafet 4 x 100 meter.
Dilihat
dari cara menerima tongkat, keterampilan gerak penerima tongkat tanpa melihat
lebih sulit dari pada dengan cara melihat. Dalam pelaksanaannya, antara
penerima dan pemberi perlu melakukan latihan yang lebih lama melalui pendekatan
yang tepat.
Perlombaan
lari estafet mengenal dua cara pemberian dan penerimaan tongkat, yaitu:
a) Teknik
pemberian dan penerimaan tongkat estafet dari bawah
Teknik
ini dilakukan dengan cara pelari membawa tongkat dengan tangan kiri. Sambil
berlari atlet akan memberikan tongkat tersebut dengan tangan kiri. Saat akan
memberi tongkat, ayunkan tongkat dari belakang ke depan melalui bawah.
Sementara itu, tangan penerima telah siap dibelakang dengan telapak tangan
menghadap ke bawah. Ibu jari terbuka lebar, sementara jari-jari tangan lainnya
dirapatkan.
b) Teknik
pemberian dan penerimaan tongkat estafet dari atas
Teknik
ini dilakukan dengan cara mengayunkan tangan dari belakang ke depan, kemudian
dengan segera meletakan tongkat dari atas pada telapak tangan penerima. Pelari
yang akan menerima tongkat mengayunkan tangan dari depan ke belakang dengan
telapak tangan menghadap ke atas. Ibu jari di buka lebar dan jari-jari tangan
lainnya rapat.
2.2
LOMPAT
Macam-macam
lompat :
·
Lompat tinggi
·
Lompat galah
·
Lompat jauh
·
Lompat ganda
1.
Lompat tinggi
Lompat Tinggi adalah salah
satu keterampilan untuk melewati mistar yang berada di kedua
tiangnya.Ketinggian lompatan yang dicapai oleh seorang pelompat tergantung dari
kemampuan dan persiapan bertanding dari masing-masing atlet. adapun gaya straddle
dimana ketiga badan melewati mistar dengan cepat diputar atau dibalikkan,
sehingga sikap badan di mistar telengkup.
Teknik Olahraga Lompat Tinggi
1) Jalur lari
awalan harus berbentuk (huruf) "J"
2) Pada
bagian yang bengkok/melengkung lari awalan si pelompoat haru mengadakan
percepatan ,sambil badan condong menjauhi mistar lompat
3) Kaki
penolak / tumpu berada jauh dari mistar lompat , sedang kaki sebelah dalam
adalah kaki bebas dan diayun
4) Kaki
tumpu ditolakkan searah dengan kurva awalan
5)
Kaki
yang bebas diayun (dalam keadaan) bengkok , menyilang badan untuk membantu
putara/rotasi.
6)
Kedua
lengan diangkat ke atas , sedangkan bahu mengikuti gerak mengangkat ini
7)
Kaki
ditinggal tergantung di belakang dengan sedikit bengkok sebelum membentuk
lengkungan khas di bawah mistar lompat
8)
Tariklah
kaki ke atas dan menjauhi mistar bila badan telah melewatinya
9)
Mendaratlah
dengan punggung lebih dulu.
2.
Lompat galah
Lompat yang memakai tongkat,Tiang galah
adalah sebuah acara di lapangan atletik yang menggunakan orang yang panjang,
fleksibel sebagai tiang bantuan melompat ke atas sebuah bar. Tiang jumping
kompetisi yang dikenal dengan Yunani kuno, serta Cretans dan Celt. Sudah penuh
medali di event Olimpiade sejak 1896 untuk laki-laki dan perempuan sejak 2000.
Teknik Olahraga Lompat Galah :
1) Lari awalan yang
cepat dan lancar dengan membuat 15-19 langkah dan mempercepat langkah bagi 6
langkah terakhir
2) Pelompat
yang memegang galah dengan tangan kanan , membawa galah di sebelh kanan
badannya , dengan tangan kanan dekat dengan ujung atas galah.
3) Galah
lompat di dorong ke depan atas selama tiga langkah terakhir.
4) Kaki
tolak/tumpu ada dibawah tangan atas
5) Pelompat
yang tidak kidal mengayun kaki kanan ke atas dan melewati galah di sebelah
kanannya.
6) Lengan
kiri tetap kaku/tegar dan bengkok pada siku pada saat bertolak untuk memelihara
agar si pelompat tetap berada di belakang galah.
7) Bergoyanglah
ke belakang , tetap di belakang galah berputar mengitari as pada bahu.
8) Usahakan
kaki diangkat jauh tinggi di atas kepala sebelum berputar dan tunda perputaran
sempurna sampai galah menjadi lurus
9) Tariklah
dengan lengan kemudian doronglah untuk melengkungkan tubuh di atas bilah-lompat.
10) Badan
melengkung pada saat kaki-kaki diturunkan dan akhirnya togok - badan dan lengan
diangkat ke belakang.
3.
Lompat Jauh
Suatu akivitas gerakan yg dilakukan
di dalam lompatan untuk mencapai lompatan yg sejauh-sejauhnya. Ukuran Lapangan
lompat jauh untuk jarak awalan lari sampai balok tumpuan 45m, balok tumpuan
tebal 10cm, panjang 1,72m, lebar 30cm, bak lompatan panjang 9m, lebar 2.75m, kedalaman
bak lompat ± 1 meter
Gerak lompat jauh merupakan gerakan
dari perpaduan antara Kecepatan (speed),
Kekuatan (stenght), Kelenturan
(flexibility), Daya tahan (endurance), Ketepatan (acuration).
Para peneliti membuktikan bahwa suatu prestasi lompat jauh tergantung pada kecepatan daripada awalan atau ancang-ancang. oleh karenanya di samping memiliki kemampuan sprint yang baik harus didukung juga dengan kemampuan dari tolakan kaki atau tumpuan.
Para peneliti membuktikan bahwa suatu prestasi lompat jauh tergantung pada kecepatan daripada awalan atau ancang-ancang. oleh karenanya di samping memiliki kemampuan sprint yang baik harus didukung juga dengan kemampuan dari tolakan kaki atau tumpuan.
Berikut tahap-tahap gerkan
pada lompat jauh :
·
Ancang-ancang
Tujuan
ancang-ancang adalah untuk mendapatkan kecepatan yang setinggi-tingginya agar
dorongan massa ke depan lebih besar. Jarak ancang-ancang tergantung kematangan
dan kemampuan berekselerasi atas kecepatanya, dan untuk meningkatkan kemampuan
kecepatan ancang-ancang diperlukan program latihan yang baik, dan juga
ketepatan menumpu. Sebagai pelatihan pemberian jarak ancang-ancang yang pendek
dengan dimulai dari 5 langkah, 7 langkah, 9 langkah dan seterusnya sambil
memperhatikan kaki saat menumpu.
·
Menumpu
Merupakan suatu gerakan yang penting untuk menentukan hasil lompatan yang sempurrna. Badan sewaktu menumpu jangan terlalu condong seperti halnya melakukan lari/ ancang-ancang. Tumpuan harus kuat, cepat dan aktif keseimbangan badan dijaga agar tidak oleng/ goyang. Berat badan sedikit di depan titik tumpu, gerakan kaki menelapak dari tumit ke ujung kaki, dengan tempo yang cepat. Gerakan ayunan lengan sangat membantu menambah ketinggian dan juga menjaga keseimbangan badan.
Merupakan suatu gerakan yang penting untuk menentukan hasil lompatan yang sempurrna. Badan sewaktu menumpu jangan terlalu condong seperti halnya melakukan lari/ ancang-ancang. Tumpuan harus kuat, cepat dan aktif keseimbangan badan dijaga agar tidak oleng/ goyang. Berat badan sedikit di depan titik tumpu, gerakan kaki menelapak dari tumit ke ujung kaki, dengan tempo yang cepat. Gerakan ayunan lengan sangat membantu menambah ketinggian dan juga menjaga keseimbangan badan.
·
Melayang
Gerakan melayang pada saat setelah meninggalkan balok tumpuan dan diupayakan keseimbangan tetap terjaga dengan bantuan ayunan kedua tangan sehingga bergerak di udara. Untuk melakukan gerak ini terdapat beberapa teknik. Yang Pertama, Melayang dengan sikap jongkok dengan cara waktu menumpu kaki ayun mengangkat lutut setinggi-tingginya dan disusul oleh kaki tumpu dan kemudian sebelum mendarat kedua kaki di bawa ke arah depan. Yang Kedua, Melayang dengan sikap bergantung cara melakukanya yaitu waktu menumpu kaki ayun dibiarkan tergantung lurus, badan tegak kemudian disusul oleh kaki tumpu dengan sikap lutut ditekuk sambil pinggul didorong ke depan yang kemudian ke-dua lengan direntangkan ke atas. Keseimbangan badan perlu diperhatikan agar tetap tepelihara hingga mendarat.
Gerakan melayang pada saat setelah meninggalkan balok tumpuan dan diupayakan keseimbangan tetap terjaga dengan bantuan ayunan kedua tangan sehingga bergerak di udara. Untuk melakukan gerak ini terdapat beberapa teknik. Yang Pertama, Melayang dengan sikap jongkok dengan cara waktu menumpu kaki ayun mengangkat lutut setinggi-tingginya dan disusul oleh kaki tumpu dan kemudian sebelum mendarat kedua kaki di bawa ke arah depan. Yang Kedua, Melayang dengan sikap bergantung cara melakukanya yaitu waktu menumpu kaki ayun dibiarkan tergantung lurus, badan tegak kemudian disusul oleh kaki tumpu dengan sikap lutut ditekuk sambil pinggul didorong ke depan yang kemudian ke-dua lengan direntangkan ke atas. Keseimbangan badan perlu diperhatikan agar tetap tepelihara hingga mendarat.
·
Mendarat
Gerakan-gerakan waktu pendaratan harus dua kaki. Yang perlu diperhatikan saat mendarat adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan diikuti dengan dorongan pinggul ke depan sehingga badan tidak cenderung jatuh ke belakang yang berakibat merugikan si pelompat itu sendiri. Gaya lompatan dalam Lompat Jauh yang sering diperagakan seperti gaya jongkok, Gaya Menggantung, Gaya jalan di udara.
Gerakan-gerakan waktu pendaratan harus dua kaki. Yang perlu diperhatikan saat mendarat adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan diikuti dengan dorongan pinggul ke depan sehingga badan tidak cenderung jatuh ke belakang yang berakibat merugikan si pelompat itu sendiri. Gaya lompatan dalam Lompat Jauh yang sering diperagakan seperti gaya jongkok, Gaya Menggantung, Gaya jalan di udara.
4.
Lompat
Ganda
Gerakan
lompat jangkit memproyeksikan pusat gaya berat tubuh si pelompat di udara ke
arah depan dengan melalui tiga tahapan lompatan atau tumpuan. Yaitu Hop-Step-Jump.
Menurut
ketentuan si pelompat harus melakukan tiga kali menumpu, menumpu dua kali
dengan kaki yang sama yang disebut step dan diakhiri dengan gerakan jump atau
lompat. Hasil dari suatu lompatan sangat tegantung dari kecepatan horizontal
dan kekuatan pada ketiga tahapan tumpuan tesebut. Jarak antara hop, step,
jump bervariasi tergantung dari kecepatan, kekuatan, dan kelentukan
otot. Sudut tumpuan yang tepat sangat membantu menjaga kecepatan.
1)
Tahap Hop
Gerakan hop adalah gerakan dua kali menumpu kaki yang sama dengan tidak
menghambat kecepatan lari atau awalan. Supaya lebih jelasnya perhatikan
penjelasan berikut:
Perubahan kecepatan yaitu tekanan kaki ke arah depan dan ke atas yang digerakkan oleh kaki tumpu.
Perubahan kecepatan yaitu tekanan kaki ke arah depan dan ke atas yang digerakkan oleh kaki tumpu.
·
Perubahan gerakan cenderung ke arah depan tidak ke atas.
·
Setelah menumpu kaki menekan mengayuh dengan tenaga
penuh sehinga kaki hampir sejajar dengan tanah.
·
Tahap akhir gerakan dengan sikap melayang untuk
melakukan pendaratan.
Sebelum mendarat kaki tumpu harus digerakkan ke depan, sedangkan kaki yang satu tergantung bebas di belakang titik pusat berat badan.
Sebelum mendarat kaki tumpu harus digerakkan ke depan, sedangkan kaki yang satu tergantung bebas di belakang titik pusat berat badan.
·
Saat kaki menumpu tumit lebih dahulu menyentuh tanah,
tumit berada di depan titik pusat berat badan. saat melayang punggung
diusahakan tegak tidak condong.
2)
Tahap Step
Gerakan tumpuan yang ketiga yang
dilakukan setelah gerakan tumpuan kaki yang sama, gerakan ini bertujuan
mengubah kecepatan ke arah gerakan step, untuk menjaga gerak mendatar sebanyak
mungkin untuk dapat mengangkat bobot badannya ke arah jump. Untuk mendapatkan
Gerakan step yang baik. Perhatikan penjelasan berikut:
·
Jaraknya langkah tergantung dari kecepatan saat
melakukan tumpuan.
·
Perpindahan diperoleh saat gerakan hop ke arah
gerakan step disamping kaki yang diangkat mengayun.
·
Setelah kaki melakukan dorongan yaitu setelah
gerakan hop kemudian kaki yang satunya bergerak dari sikap tergantung di
belakang digerakan dengan lutut terlebih dahulu dan pangkal paha dipertahankan
jangan bergerak turun.
·
Kaki harus digerakkan setinggi mungkin anggota badan
bagian bawah tidak kaku dan tetap terayuh.
·
Sebelum gerakan menumpu kaki ayun dipertahankan
tergantung kemudian hentakan kaki ke atas untuk mendapatkan suatu ketinggian,
dengan tumit terlebih dahulu dengan berat badan berada di depan tumit. badan
waktu melayang dipertahankan tegak.
3) Tahap mendarat atau Jump
Gerakan jump ini merupakan bagian terakhir dari
gerakan-gerakan sebelumnya, gerakan hop dan step, untuk
mendapatkan pendaratan yang sempurna perhatikan penjelasannya:
·
Jauhnya hasil suatu lompatan tergantung dari
kontribusi gerakan-gerakan awal.
·
Gerakan step diikuti dengan kaki yang tergantung yang
diayunkan ke muka dibantu dengan ayunan kedua tangan.
·
Badan diusahakan setegak mungkin untuk memperoleh
ketinggian yang diinginkan.
·
Gerakan melayang biasanya menggunakan teknik Hang
stile.
·
Merentangkan kedua belah lengan ke atas dimaksudkan
untuk menahan gerakan turun ke bawah (drop).
·
Waktu mendarat perhatian tertuju pada kaki yang
diayunkan sejauh mungkin ke depan dari pinggul.
·
Lutut belakang diangkat ke depan sehingga sejajar dan
kedua lengan digerakan ke depan membantu gerakan kaki, setelah tumit menyetuh
pasir gerakan pinggul mendorong ke depan agar tidak jatuh ke belakang.
2.3
Loncat
Loncat merupakan cabang olahraga yang menggunakan pendaratan dua
kaki,arah geraknya kedepan,
Loncat
adalah apapun kontinyu melompat atau melompat. Latihan loncat biasanya
membutuhkan kaki tunggal loncat, double-kaki berlari, atau beberapa variasi
dari dua. Fokus latihan loncat biasanya untuk menghabiskan waktu kurang di
tanah mungkin dan bekerja pada akurasi teknis, fluiditas, dan melompat daya
tahan dan kekuatan.Secara teknis, loncat adalah bagian dari pliometrik, sebagai
bentuk latihan berjalan seperti lutut tinggi dan kicks butt. Contoh : Loncar
jauh
2.4
Lempar
Macam macam Lempar
1)
Lempar
Lembing
Lempar lembing adalah
salah satu nomor yang terdapat dalam cabang olahraga atletik yang menggunakan
alat bulat panjang yang berbentuk tombak dengan cara melempar sejauh-jauhnya.
a)
Cara Memegang Lembing
Cara memegang lembing yang baik dan efektif merupakan salah satu kunci
penentu hasil lemparan. Kalau dilihat pada struktur lembing, maka akan terlihat
lilitan tali pada lembing sebagai tempat pegangan yang dianjurkan, karena pada
sekitar itu terdapat titik berat lembing yang diprediksikan paling efektif
untuk memegang lembing. Cara memegang lembing ada tiga macam yaitu: pegangan
cara Amerika (American Style), cara
Firlandia (Firlandia Style), cara
Jepit Tang (Tank Style).
b)
Cara Membawa Lembing.
Cara apapun bisa
dilakukan untuk membawa lembing, asalkan tidak mengganggu kecepatan berlari”.
Jadi dalammembawa lembing yang sering biasa dilakukan para pelempar adalah
lembing beradadi atas pundak maupun bahu dengan posisi mata lembing serong ke
atas, maupunserong ke bawah dan posisi mendatar dalam posisi tersebut otot-otot
sekitarbahu dan tangan terasa rileks.
Ada juga yang membawa lembing dengan posisi lembing di samping badan, tangan
lurus ke belakang sehingga tidak mendapatkesulitan untuk mengambil sikap-sikap
selanjutnya. Namun sedikit hambatan untukmendapat kecepatan awalan yang optimal.
c)
Cara Awalan Lari Lempar
lembing.
Awalan adalah gerakan permulaan dalam melempar lembing. Awalan
dilakukandengan cara langkah dan lari menuju ke batas tolakan. Awalan lari merupakanbagian
yang pertama guna membangun kecepatan gerak yang diperlukan dalamlemparan.
d)
Cara Melempar Lembing
Pada saat
lembing akan dilemparkan dari atas kepala, lembing dibawa kebelakang dengan
tangan lurus diputar kedalam, badan direbahkan kebelakang dengan lutut kaki
kanan, kemudian bersamaan dengan membengkokkan siku. Lembing dibawa
secepat-cepatnya keatas kepala, pinggul didorong ke depan dan lembing
dilemparkan sekuat-kuatnya dari atas kepala kedepan sehingga tangan lurus dan
dibantu dengan menolakkan kaki kanan sekuatnya dan melonjakkan badan kedepan,
kemudian lembing dilepaskan pada saat lurus dan jari-jari tangan mendorong
pangkal lilitan tali lembing.
e)
Cara Melepaskan Lembing
Gerakan
pelepasan lembing adalah gerakan penting untuk suatu lemparan yang baik, bahwa
bahu, lengan atas, dan tangan bergerak berurutan. Mula-mula bahu melempar
secara aktif di bawa kedepan dan lengan pelampar diputar, sedangkan siku
mendorong ke atas. Pelepasan lembing itu terjadi di atas kaki kiri, lembing
lepas dari tangan pada sudut lemparan kira-kira 45 derajat dengan suatu gerakan seperti ketapel dari lengan
bawah tangan kanan. Kaki kanan meluncur di tanah, pada waktu lembing lepas
terjadi pada suatu garis lurus dari pinggang ke tangan pelempar yang hanya
sedikit keluar garis vertikal, sedangkan kepala dan tubuh condong ke kiri pada
saat tahap pelepasan lembing. Lengan kiri ditekuk dan memblok selama pelepasan
lembing
f)
Pelepasan Lembing.
Saat
melempar lembing diperlukan keseimbangan badan untuk mempertahankan posisi tubuh
ketika melempar agar tidak terbawa ke depan yang dapat mengakibatkan
diskwalifikasi. Tubuh mengupayakan untuk menjaga keseimbangan dengan
memusatkannya pada satu kaki tumpuan, keseimbangan dipengaruhi oleh letak
segmen-segmen anggota tubuh. Ketika hendak melempar lembing maka moment gaya
juga harus kita perbesar sebab semakin besar moment gaya maka gaya yang
dihasilkan juga akan semakin besar, sehingga dapat menghasilkan lemparan yang
jauh. Semakin besar power kita dalam melempar maka akan semakin besar pula
kecepatan benda tersebut.
g)
Sikap Badan Setelah Melempar
Lembing
Setelah kaki
kanan di tolakkan keatas dan kedepan mendarat kaki diangkat kebelakang lemas
lalu badan agak miring dan condong kedepan kaki kiri ke belakang lemas kemudian
tangan kanan dengan siku agak dibengkokkan berada di bawah dekat keperut dan
tangan kiri lemas kebelakang sehingga pandangan kearah jalannya lembing sampai
jatuh.
2)
Lempar
Cakram
Lempar cakram adalah salah satu
cabang olahraga
atletik.
Cakram
yang dilempar berukuran garis tengah 220 mm dan berat 2 kg untuk laki-laki, 1
kg untuk perempuan.Lempar cakram diperlombakan sejak olimpiade I tahun 1896 di
Athena, Yunani.
Cara
melempar cakram dengan awalan dua kali putaran badan caranya yaitu: memegang
cakram ada 3 cara, berdiri membelakangi arah lemparan, lengan memegang cakram
diayunkan ke belakang kanan diikuti gerakan badan, kaki kanan agak ditekuk,
berat badan sebagian besar ada dikanan, cakram diayunkan ke kiri, kaki kanan
kendor dan tumit diangkat, lemparan cakram 30 derajat lepas dari pegangan,
ayunan cakram jangan mendahului putaran badan, lepasnya cakram diikuti badan
condong kedepan. Latihan dasar menggunakan ring karet atu rotan
2.5
Tolak Peluru
Tolak peluru adalah salah satu
cabang olahraga atletik.
Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin
Tolak
Peluru merupakan suatu aktivitas yg dilakukan utk mencapai lemparan atau
tolakan yg sejauh-jauhnya. Peluru yang digunakan terbuat dari besi berbentuk
oval dengan berat 3kg, 4kg, 5kg, 7kg. dengan ruang lingkaran lebar 5x3 meter.
Yang terpenting dari Tolak peluru adalah peluru harus didorong keluar dengan
kecepatan maksimal, dengan sudut kira-kira 40 derajat. Posisi untuk menolak
harus ditekankan pada kaki. karena kaki adalah bagian yang terkuat dari badan.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Atletik berasal
dari bahasa Yunani, yaitu "athlon
atau athlum"
artinya pertandingan, perlombaan, pergulatan, atau perjuangan. Orang yang
melakukannya dinamakan "athleta" (atlet). Kita dapat menjumpai pada
kata "pentahtlon"
yang terdiri dari kata "panta"
berarti lima atau panca athlon berarti lomba. Arti selengkapnya adalah
"panca lomba" atau perlombaan yang terdiri dari lima nomor.
Jadi dalam
penulisan makalah atletik ini dapat disimpulkan bahwa atletik merupakan cabang
olahraga yang meliputi lari, lompat, loncat, tolak dan lempar. Atletik
merupakan induk dari semua cabang olahraga karena hampir semua gerakan terdapat
dalam atletik. Dari lima nomor tersebut akan terbagi lagi cabang-cabang dari
setiap nomornya.
2. Saran
Demikian makalah yang
dapat saya jelaskan tentang Sejarah Atletik beserta Cabang-cabangnya, semoga
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan untuk saya pada khususnya. Dan
tentunya makalah ini tidak lepas dari
kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif sangat saya
butuhkan, guna memperbaiki makalah selanjutnya.